Wednesday 30 September 2015

Skizofrenia

Skizofrenia adalah gangguan mental yang ditandai dengan gangguan proses berpikir dan tanggapan emosi yang lemah.  Keadaan ini pada umumnya dimanifestasikan dalam bentuk halusinasi, paranoid, keyakinan atau pikiran yang salah yang tidak sesuai dengan dunia nyata serta dibangun atas unsur yang tidak berdasarkan logika, dan disertai dengan disfungsi sosial dan pekerjaan yang signifikan. Gejala awal biasanya muncul pada saat dewasa muda, dan umumnya semasa hidup secara global, sekitar 0,3% – 0,7%. Orang awam biasanya mengenal penderitanya sebagai "orang gila". Sebenarnya tidak demikian, Skizofrenia berbeda secara harafiah. Suatu kombinasi dari faktor genetika dan faktor lingkungan memainkan peranan dalam perkembangan skizofrenia. Seseorang dengan sejarah skizofrenia dalam keluarga yang menderita "psikosis transien" (pembatasan diri), memiliki kemungkinan 20–40% untuk di-diagnosis satu tahun kemudian.

Skizofrenia berasal dari bahasa Yunani, yaitu skhizein dan phrēn. Kata "skhizein" artinya membelah, dan "phrēn" berarti ingatan. skizofrenia tidak sama dengan "ingatan terbelah", maupun tidak sama dengan gangguan identitas disosiatif yang dikenal sebagai "gangguan kepribadian ganda". Gambaran umum penderita skizofrenia adalah mengalami kombinasi dari 3 gejala utama:
  1. Gejala positif, yang ditandai dengan adanya halusinasi, delusi, dan pikiran yang cepat sekali berubah-ubah dan berbalapan (racing thought).
  2. Gejala negatif, yang ditandai dengan adanya sikap apatis, kurangnya emosi, dan fungsi sosial yang kurang/tidak konsisten. 
  3. Gejala kognitif, yang ditandai dengan adanya jalan pikiran yang tidak teratur (disorganized thought), sulit untuk berkonsentrasi dan mengikuti instruksi yang diberikan kepadanya, sulit menyelesaikan tugas, dan memiliki masalah pada memori.

Sejumlah obat dihubungkan dengan timbulnya skizofrenia, termasuk kanabiskokain, dan amfetamin. Sebagian dari penderita skizofrenia merupakan pengguna obat-obatan maupun alkohol secara berlebihan. Selain itu, Faktor-faktor seperti hipoksia dan infeksi, atau stres dan malnutrisi pada ibu pada masa perkembangan janin, dapat mengakibatkan sedikit peningkatan resiko skizofrenia di kemudian hariPada awal abad ke-20, seorang psikiatrik yang bernama Kurt Schneider membuat daftar gejala psikotik yang menurutnya dapat membedakan skizofrenia dari gangguan psikotik lainnya. Daftar ini disebut Schneider's first-rank symptoms (gejala peringkat pertama Schneider). Sejumlah upaya telah dibuat untuk menjelaskan hubungan antara fungsi otak yang berubah dengan skizofrenia. Satu teori yang paling umum adalah hipotesis dopamin, yang menjelaskan bahwa psikosis disebabkan interpretasi pikiran yang salah terhadap pelepasan dari "neuron dopaminergis". Ada beberapa jenis skizofrenia, yaitu:
  • Simplex Schizophrenia
Penderita jenis ini adalah yang biasanya dikenal orang awam sebagai "orang gila". Jenis ini merupakan jenis schizophrenia yang terburuk, paling sulit untuk membaik karena biasanya tidak diketahui penyebabnya dan sudah berlangsung dalam kurun waktu yang lama. Mereka seringkali terlihat di jalanan dan tidak terawat.
  • Paranoid  Schizophrenia
Penderitanya sering terlihat menakutkan karena biasanya mereka  menunjukkan sikap marah atau waspada yang berlebihan. Sikap-sikap ini muncul, karena mereka kerap mendengar suara-suara aneh (bentuk dari halusinasi auditorik), serta mengalami delusi tentang penganiayaan / penyiksaan atau konspirasi tertentu. Penderita jenis ini masih bisa berinteraksi dengan orang lain, masih mampu untuk bekerja, dan bisa melakukan fungsi-fungsi sosial lainnya.
  • Disorganized  Schizophrenia
Sesuai dengan namanya, penderita  skizofrenia  jenis ini mengalami pikiran-pikiran yang sangat tidak beraturan. Mereka juga tidak mampu untuk melakukan aktivitas sehari-hari, walaupun aktivitas tersebut merupakan aktivitas yang rutin dilakukan, seperti tidak mampu berpakaian serta tidak bisa mandi dan sikat gigi sendiri.
  • Hebephrenic  Schizophrenia
Penderitanya akan berperilaku seperti anak kecil, sering tersenyum sendiri tanpa alasan, melakukan gerakan-gerakan aneh, berbicara yang cenderung tidak jelas, serta memiliki emosi yang datar.
  • Catatonic  Schizophrenia 
Penderitanya memiliki gejala khas pada aktivitas dan gerakan-gerakan tubuh, misalnya melakukan perpindahan posisi tubuh tanpa henti, berlebihan, dan tidak terkendali. Terkadang mereka juga tidak mampu untuk melakukan mobilitas atau pergerakan, contohnya terus menerus berdiri seperti patung. Mereka juga bisa  menunjukkan postur tubuh aneh, sesuai dengan bagaimana orang lain mengatur sikap tubuh mereka terakhir kali, dan tanpa diubah oleh mereka.
  • Undifferentiated Schizophrenia
Biasanya penderitanya dikategorikan di dalam jenis ini karena mereka menunjukkan gejala skizofrenia, namun tidak terlalu terbentuk. Cukup spesifik untuk masuk ke dalam diagnosa skizofrenia, meskipun gejala yang ditunjukkan oleh penderitanya sudah berlangsung lama dan terus menerus muncul. Terkadang penderita jenis ini di-diagnosa sebagai penderita "Mixed Clinical Syndrome".
  • Residual Schizophrenia
Umumnya seseorang dikategorikan skizofrenia jenis ini, ketika ia tidak lagi mengalami gejala-gejala akut skizofrenia. Akan tetapi penderita masih mengalami halusinasi, delusi, maupun perilaku yang menunjukkan gejala skizofrenia, meskipun gejala tersebut sudah secara signifikan berkurang. 

Rujukan: wikipedia

Daftar 5 film terbaik terkait yang bertema skizofrenia antara lain:
1. A Beautiful Mind (2001).
2. Secret Window (2004)
3. The Forbidden Door / Pintu Terlarang (2009)
4. The Soloist (2009)
6. Shutter Island (2010)

Berikut adalah cuplikan film "A Beautiful Mind", dimana kisah nyata menceritakan tentang seorang ahli matematika peraih nobel di bidang ekonomi yang mengalami skizofrenia seumur hidupnya, yaitu John Nash.


Monday 28 September 2015

Skala Kinsey

gambar dari https://schnippits.wordpress.com/tag/kinsey-scale/
"Skala Heteroseksual-Homoseksual Kinsey", atau biasa dikenal dengan "Skala Kinsey" dikembangkan oleh Alfred Kinsey dan para kolega-nya, seperti Wardell Pomeroy dan Clyde Martin pada tahun 1948. Penelitian mereka mengungkapkan bahwa seseorang tidak ringkas dan eksklusif sebagai kategori Heteroseksual maupun Homoseksual. Dalam me-wawancara-i orang - orang mengenai sejarah seksual mereka, tim Kinsey menemukan bahwa kebanyakan orang, prilaku seksual, pikiran dan perasaan terhadap jenis kelamin sama maupun berbeda tidak selalu konsisten sepanjang waktu. Walaupun mayoritas pria dan wanita dilaporkan secara eksklusif menjadi heteroseksual, dan satu persen dilaporkan secara eksklusif  berperilaku dan ketertarikan pada homoseksual, banyak yang merahasiakan perilaku tersebut atau berfikir adakala-nya diantara keduanya. Berdasarkan tulisan Kinsey pada "Sexual Behaviour in Human Male" (1948):

" laki - laki tidak me-representasi-kan dua populasi tersendiri, heteroseksual dan homoseksual. Dunia tidak dibagi antara domba dan kambing.... Dunia kehidupan merupakan rangkaian kesatuan dalam tiap-tiap/setiap orang dari aspek diri-nya."

Para penulis menambahkan dalam" Sexual Behaviour of human Female (1953):

" Hal tersebut merupakan karakteristik pikiran manusia yang mencoba men-dikotomi-kan dalam klasifikasi fenomena..... Prilaku seksual, baik normal maupun abnormal, secara sosial diterima maupun tidak diterima, Heteroseksual maupun homoseksual; dan banyak orang tidak percaya terdapat gradasi masalah ini dari ekstrim satu ke yang lain."

Kinsey juga melaporkan:

" Ketika menitikberatkan pada kelanjutan dari gradasi antara sejarah heteroseksual eksklusif dan homoseksual eksklusif, kelihatan mengembangkan beberapa jenis klasifikasi yang dapat didasari pada hubungan sejumlah pengalaman heteroseksual dan homoseksual atau respons pada tiap sejarah... Secara individu boleh ditandai sebuah posisi pada skala ini, untuk tiap periode dalam kehidupannya ..... Tujuh skala datang lebih dekat untuk menunjukkan banyak gradasi yang sebenarnya eksis." 

Tidak ada tes baik lisan maupun tertulis dalam skala Kinsey. Skala ini secara khusus merupakan metode evaluasi diri berdasarkan pengalaman individual, dan kemungkinan akan berubah setiap saat. Skala ini dimulai dari 0, bagi mereka yang mengidentifikasi-kan diri mereka secara eksklusif heteroseksual dengan tanpa hasrat untuk aktivitas seksual dengan sesama jenis. Untuk skala 6, bagi mereka yang mengidentifikasi-kan dirinya secara eksklusif homoseksual tanpa pengalaman dan ketertarikan pada lawan jenis. Selain itu 1-5 bagi mereka yang mengidentifikasi-kan dirinya dengan macam - macam level dari hasrat / aktivitas seksual dengan salah satu jenis kelamin.

Banyak lagi turunan dari Skala Kinsey, seperti The Klein Sexual Orientation Grid ( oleh Fritz Klein) dan Storm Scale (dikembangkan oleh Michael D. Storms, pada 1980).  Dalam The Klein Sexual Orientation Grid , mencakup banyak faktor orientasi seksual yang mempengaruhi kehidupan seseorang, seperti orientasi emosi dan sosial. Selain itu, di dalam Storm scale menentukan 2 grafik X dan Y axis, dimana secara ekspilisit terdapat kasus aseksualitas, pengungkapan simultan erotisme heteroseksual, dan erotisme homoseksual.   .
gambar dari Kinsey Institute
RatingDeskripsi
0Heteroseksual secara eksklusif 
1Heteroseksual secara Pra-dominan, hanya homoseksual secara selentingan 
2Heteroseksual secara pra-dominan, tapi lebih dari homoseksual secara selentingan
3Heteroseksual dan homoseksual secara sama  
4Homoseksual secara Pra-dominan, tapi lebih dari heteroseksual secara selentingan 
5Homoseksual Pra-dominan, hanya heteroseksual secara selentingan 
6Homoseksual secara eksklusif
XTanpa reaksi atau kontak socio-seksual 

Skala 0 & 6 merupakan prilaku eksklusif heteroseksual / homoseksual. Sedangkan 1 sampai 5 merupakan kategori biseksual dan X adalah orang yang secara psikologi menderita frigiditas (Frigid).

Rujukan: wikipedia & Kinsey Institute

Video Courtesy Youtube, Paul Gebhard pada "skala Kinsey dan Riset Seks Lainnya": 


Friday 18 September 2015

Anoreksia nervosa

Anoreksia nervosa(AN) adalah sebuah gangguan makan yang ditandai dengan penolakan untuk mempertahankan berat badan yang sehat dan rasa takut yang berlebihan terhadap peningkatan berat badan akibat pencitraan diri yang menyimpang. gangguan makan sendiri dibagi dalam 3 tiga tipe yakni anoreksia nervosa, bulimia nervosa dan gangguan makan yang tidak ter-definisi. Pada umumnya penderita anoreksia mempertahankan bentuk tubuhnya untuk tetap kurus, dalam bentuk ekstrim mereka beranggapan bahwa semakin kurus seseorang maka semakin baik. Sebagian besar anoreksi mengidap pada wanita seumur hidupnya. Kata anoreksia berasal dari kata sifat Yunani anorektos, yang berarti “tanpa nafsu makan.” 

Bila penderita anoreksi mengurangi jumlah makan, sebaliknya pada penderita bulimia makan dalam jumlah besar yang didikuti dengan muntah atau sengaja untuk muntah. Gangguan makan dalam bentuk lain adalah overeating compulsive, yakni perilaku makan secara berlebihan, perilaku tersebut tidak dapat dikontrol oleh individu bersangkutan, biasanya individu akan terus melakukan kebiasaannya meskipun telah mencapai obesitas bahkan sampai sakit. Gangguan ini mengidap pada pria sebagian besarnya. 



Pen-citra-an diri pada penderita AN dipengaruhi oleh bias kognitif (pola penyimpangan dalam menilai situasi) dan memengaruhi cara seseorang dalam berpikir serta mengevaluasi tubuh dan makanan-nya. AN merupakan sebuah penyakit kompleks yang melibatkan komponen psikologikalsosiologikal, dan fisiologikal, pada penderitanya ditemukan peningkatan rasio enzim hati ALT dan GGThingga disfungsi hati akut pada tingkat lanjut. Penderita AN bisa menuju pada pemberhentian kerja organ-organ tubuh, bahkan kematian. Seseorang yang menderita AN disebut sebagai anoreksik atau anorektik. (Rujukan: wikipedia)

"Nona A" - gambar tahun 1866 dan 1870 setelah perawatan. Dia adalah salah satu penderita pertama kasus Anorexia nervosa. Didapatkan dari naskah medis Sir William Gull.

Penderita AN biasa diderita oleh public figure, seperti para artis maupun model. Mereka berusaha mempertahankan bentuk tubuh mereka dengan cara diet diluar batas normal. Dengan pola makan yang salah demikian, menyebabkan penderita AN tahap awal kehilangan nafsu makan untuk skala waktu yang lama. Ketakutan menyentuh makanan diakibatkan adanya peningkatan berat badan saat mengonsumsi makanan, walaupun dalam jumlah kecil. Pola salah seperti ini lama kelamaan menurunkan sistem kekebalan tubuh, bahkan sistem organ seseorang. Sei-iring dengan berjalannya waktu penderita tidak dapat melakukan aktivitas secara normal, bahkan dapat menuju kematian.

Seseorang boleh saja diet untuk mendapatkan tubuh dan tingkat kesehatan tertentu, namun harus memperhatikan asupan gizi yang dikonsumsi. Gizi bukan didasari permasalahan kuantitas makanan, akan tetapi kualitas makanan perlu diperhatikan sesuai kebutuhan tubuh. Kelebihan dan kekurangan gizi menyebabkan bentuk tubuh yang tidak proporsional. Batas normalnya adalah memenuhi gizi sesuai dengan kebutuhan tubuh. 

Secara psikologis, seorang penderita anoreksia nervosa tidak dapat lagi membedakan ukuran normal dari tubuh-nya. Mereka menanamkan pada bawah sadar mereka untuk menahan makan, yang lama kelamaan menghilangkan nafsu makan mereka secara total (eating disorder). Jika ditelusuri, kadang kala beberapa kasus diakibatkan bully dari lingkungan sekitar semasa kecil maupun remaja sehingga terjadi suatu ketakutan berlebihan dengan penolakan terhadap makanan. Umumnya Insiden puncak untuk anoreksia nervosa adalah sekitar usia 18 tahun. Perlu adanya perhatian khusus dari keluarga dan lingkungan sekitar agar penderita AN dapat pulih kembali seperti sedia kala. Berikut video tentang penderita AN yang masih hidup di negara Perancis akibat industri fashion yang digeluti-nya. Video ini bersumber dari rujukan CBS NEWS, Courtesy Youtube:



FOBIA


 FOBIA

Fobia adalah rasa takut yang berlebihan pada suatu hal atau fenomena. Fobia berasal dari bahasa Yunani yaitu: "Phobos"yang berarti ketakutan. Biasanya suatu hal / objek bagi penderita merupakan sesuatu yang besar, berwarna, menjijikan, maupun menakutkan. Akan tetapi bagi pengamat / awam, hal itu sebagai sesuatu yang lucu apabila digambarkan oleh penderita sedemikian rupa. Ada 2 macam Fobia yaitu:
a. Fobia sosial (anxietas sosial)ketakutan akan diamati dan dipermalukan di depan publik;
b. Fobia spesifik: ditandai dengan ketakutan yang tidak jelas akan suatu objek / hal.

 
Biasanya orang yang phobia mengalami:
a. perasaan panik / ketakutan yang tidak rasional,
b. berkeringat, 
c. berusaha menghindar, 
d. sulit bernapas jantung berdebar
e. menahan perasaan anxietas yang hebat daripada mengungkapkan gangguan tersebut.


Contoh - contoh fobia dan objek ketakutannya, antara lain:
  • afrophobia - ketakutan akan orang Afrika atau budaya Afrika.
  • agoraphobia - takut pada lapangan,
  • antlophobia - takut akan banjir,
  • arachnophobia - ketakutan pada laba-laba,
  • arithmophobia - takut akan angka,
  • bibliophobia - takut pada buku,
  • caucasophobia - ketakutan akan orang dari ras kaukasus,
  • cenophobia - takut akan ruangan yang kosong,
  • claustrophobia - takut akan ruang sempit seperti lift,
  • dendrophobia - takut pada pohon,
  • ecclesiophobia - takut pada gereja,
  • felinophobia - takut akan kucing,
  • genuphobia - takut akan lutut,
  • hydrophobia - ketakutan akan air,
  • hyperphobia - takut akan ketinggian,
  • iatrophobia - takut akan dokter,
  • japanophobia - ketakutan akan orang jepang,
  • lachanophobia - ketakutan pada sayur-sayuran,
  • lygopobia - ketakutan akan kegelapan,
  • necrophobia - takut akan kematian,
  • panophobia - takut akan segalanya,
  • photophobia - ketakutan akan cahaya,
  • ranidaphobia - takut pada katak,
  • schlionophobia - takut pada sekolah,
  • tripofobia - ketakutan akan lubang yang banyak,
  • uranophobia - ketakutan akan surga,
  • xanthophobia - ketakutan pada warna kuning,
  •  Dan lain sebagainya.


Dalam keadaan normal setiap orang memiliki kemampuan mengendalikan rasa takut. Akan tetapi bila seseorang terus menerus dipaparkan dengan subjek Fobia, hal tersebut berpotensi menyebabkan terjadinya fiksasi. Fiksasi adalah suatu keadaan dimana mental seseorang menjadi terkunci, yang disebabkan oleh ketidak-mampu-an yang bersangkutan dalam mengendalikan perasaan takutnya.

Seseorang yang pertumbuhan mentalnya mengalami fiksasi akan memiliki kesulitan emosi (mental blocks) dikemudian harinya. Hal tersebut dikarenakan orang tersebut tidak memiliki saluran pelepasan emosi (katarsis) yang tepat. Setiap kali orang tersebut berinteraksi dengan sumber Fobia secara otomatis akan merasa cemas dan agar "nyaman" maka cara yang paling mudah dan cepat adalah dengan cara "mundur kembali"/regresi kepada keadaan fiksasi. Kecemasan yang tidak diatasi mungkin berpotensi menimbulkan akumulasi emosi negatif yang secara terus menerus ditekan kembali ke bawah sadar (represi)penderita. Pola respon negatif tersebut dapat berkembang terhadap subjek subjek fobia lainnya dan intensitasnya semakin meningkat. Walaupun terlihat sepele, “pola” respon tersebut akan dipakai terus-menerus untuk me-respon masalah lainnya. Itu sebabnya, seseorang penderita fobia menjadi semakin rentan dan tidak produktif, serta menghambat ke-sukses-an seseorang.
 


The Stroop Test